SEJARAH BERDIRI

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA SMK
               SMEA  Sultan Agung Tirtomoyo Wonogiri berdiri sejak tanggal 1 Januari 1970 membuka satu jurusan Tata Niaga dengan Surat Keputusan  dari Kanwil Depdikbud Propinsi Jateng Nomor dan tanggal KPEE/015/C.IV/III/B/72.49.a  dengan Status Terdaftar.           
Dengan adanya Kepercayaan Pemerintah dan masyarakat demi kemajuan Sekolah khususnya SMK Sultan Agung Tirtomoyo Wonogiri maka Dikmenjur memonitoring jalannya Pendidikan lewat Akreditasi. Adapun akreditasi yang telah dilaksanakan di SMK Sultan Agung Tirtomoyo Wonogiri sebagai berikut :
1.   Pada tahun 1983 telah terakreditasi Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, tanggal 23 Februari 1983 Nomor 018C/Kep/I.83 dengan Status Terdaftar.
2.   Pada tahun 1987 berdasarakan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah tanggal 6 Januari 1987 Nomor 001/C/Kep/I/1987 dengan Status Diakui.
3.   Pada tahun 1991 berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah tanggal 31 Desember 1991 Nomor 476/C/Kep/I/1991 Status Diakui.
4.      Pada  tahun 1997 Berdasarkan Keputusan Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah No. 16/C.C7/Kep/MN/1997 tanggal 6 Maret 1997 dengan status Diakui.
POTENSI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN SEKOLAH
A.  POTENSI DAN KELEMAHAN INTERNAL
1.    Implementasi kebijakan link and match masih rendah.
2.     Gaya mengajar guru masih bersifat konvensional.
3.     Tingkat disiplin tenaga kependidikan masih kurang terutama pada saat masuk kelas dan mengakiri jam pelajaran.
4 .     Sarana dan Prasarana praktik masih belum memadai.
5.      Kemampuan manajerial tenaga kependidikan masih kurang.
6.      Keberadaan tamatan kurang dapat terpantau, sehingga sulit diketahui out camenya.
7.      Tingkat keterserapan tamatan dengan waktu tunggu 0 – 1 bulan cukup.
8.      Kebiatan Unit produksi yang mengarah pada aspek ekonomi masih rendah sehingga kuntungan yang tercapai kecil.
B.  POTENSI DAN TANTANGAN EKSTERNAL.
1.     Masih rendahnya respon dari Dunia Usaha dan Dunia Industri untuk pelatihan praktik industri karena jumlah natara SMK dengan DUDI tidak seimbang.
2.      Animo masyarakat tinggi, terlihat pada pendaftaran calon siswa baru.
3.      Kesadaran masyarakat terhadap dunia pendidikan sangat baik.
4.      Keberadaan Bursa Kerja Khusus terhadap penyaluran tamatan.
5.      Lingkungan tempat tingga siswa di daerah pedesaan, sangat menunjang peningkatan omzet siswa dalam melaksanakan praktik produktif.
6.      Program Keahlian yang ada sudah jenuh sehingga kurang diterima di Dunia Usaha dan Industri.
7.      Sekolah sebagai pusat latihan atau training center bidang IT.
8.      Membuka Jurusan TKJ mulai tahun pelajaran 2008/2009.
C.  PERMASALAHAN DAN ALTERNATIF PEMECAHAN.
      1.   Permasalah.
         Setelah melihat kondisi di atas dengan adanya kelemahan dan tantangan permasalahan yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan SMK Sultan Agung Tirtomoyo Wonogiri antara lain :
a.       Pelaksanaan Praktik Dunia Usaha belum dapat optimal.
b.      Pencapaian kompetensi siswa belum sesuai dengan kebutuhan  lapangan kerja.
c.       Effektifitas pembelajaran kurang optimal.
d.      Kinerja sekolah masih kurang.
e.       Tamatan Lulusan belum maximal diterima di Dunia Industri.
f.       Belum tersedia Laborat bahasa yang memadai
g.      Pelaksanaan pembelajaran praktik siswa belum optimal disebabkan peralatan belum memenuhi jumlah siswa tiap kelas.
h.      Pemasukan dana sekolah terhambat sehingga berdampak pada kelancaran pelaksanaan program sekolah.
i.        Kontribusi Unit produksi terhadap sekolah baik untuk pemeliharaan maupun kesejahteraan masih kurang berarti.
      2.   Alternatif Pemecahan.
            Dari analisis permasalahan terlihat jelas ada banyak faktor yang sangat berpengaruh terhadap laju perkembangan SMK Sultan Agung Tirtomoyo Wonogiri, kesenjangan yang menghambat perkembangan itu sudah barang tentu harus dieliminir dengan memaksimalkan sumber daya yang ada.
            Dengan pendekatan strategi langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut:
a.       Sosialisasi kebijakan link and match secara terus menerus.
b.      Monitoring dan evaluasi kerja secara kontinyu.
c.       Sinkronisasi kurikulum SMK dengan Dunia Usaha/Industri.
d.      Melalui pemerintah Kabupaten, Majelis Sekolah maupun Pendidikan Menengah Kejuruan untuk mengembangkan hubungan kerjasama dengan program yang jelas dan terpadu.
e.       Pemberian sanksi secara tegas kepada seluruh warga sekolah.
f.       Uji Kompetensi siswa melalui proyek Tugas Akhir atau TA
g.      Uluran tangan pemerintah Kabupaten untuk membiayai dunia Pendidikan khususnya Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK Khususnya program keahlian yang out putnyua dibutuhkan Dunia usaha dan industri.
h.      Pelatihan kerja melalui magang guru baik di Dunia Usaha dan Industri.
i.        Work Shop
j.        Pengembangan Kurikulum 2004
k.      Melaksanakan Studi banding baik ke SMK yang telah maju dan Dunia Usaha/Industri.
l.        Kerja sama dengan Bursa Kerja khusus untuk menyalurkan tamatan ke dunia usaha/industri baik regional maupun ke luar negeri.
m.    Pelatihan Manajerial guru.
n.      Melalui Komite Sekolah, pemerintah Kabupaten dan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan untuk melengkapi sarana praktik.
o.      Meningkatkan pemberdayaan Bursa Kerja Khusus.
p.      Meningkatkan kualitas pelayanan unit produksi.
q.      Melaksanakan MPMBS
r.        Mencarikan Beasiswa bagi yang berpotensi Droup Out.
s.       Mengubah atau membuka program Keahlian baru khususnya program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan.
t.        Mencari bantuan Lab Bahasa kepada pemerintah.
Demikian langkah-langkah strategis yang dapat ditempuh setelah diadakan analisis pada permasalahan dan alternatif pemecahan. Kecermatan dalam menganalisis sangat berpengaruh terhadap pendekatan strategis yang akan diambil, oleh karena itu unsur obyektifitas dari peentuan kebijakan yang menganalisa sangat menentukan.